ORIENTASI USG BAGI DOKTER UMUM DI PUSKESMAS SEKABUPATEN PASER

ORIENTASI USG BAGI DOKTER UMUM DI PUSKESMAS  SEKABUPATEN PASER

          Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 24 kematian per 1.000 KH pada tahun 2017 (SDKI 2017). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara serta masih jauh dari target global SDG untuk menurunkan AKI menjadi 183 per 100.000 KH Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara serta masih jauh dari target global SDG untuk menurunkan AKI menjadi 183 per 100.000 KH pada tahun 2024 dan kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 2030. Kondisi ini mengisyaratkan perlunya upaya yang lebih strategis dan komprehensif, karena untuk mencapai target AKI turun menjadi 183 per 100.000 KH tahun 2024 diperlukan paling tidak penurunan kematian ibu sebesar 5,5% per tahun.

     Penyebab kematian langsung kematian ibu adalah gangguan hipertensi dalam kehamilan (33,1%), pendarahan obstetrik (27,03%), komplikasi non-obstetrik (15,7%), komplikasi obstetrik lainnya (12,04%), infeksi yang berkaitan dengan kehamilan (6,06%), dan penyebab lain (4,81%) (SRS 2016). Penyebab kematian ibu ini menunjukkan bahwa kematian maternal dapat dicegah apabila cakupan pelayanan dibarengi dengan mutu pelayanan yang baik. Kejadian kematian ibu sebanyak 77% ditemukan di rumah sakit, 15,6% di rumah, 4,1% di perjalanan menuju RS/fasilitas kesehatan, dan 2,5% di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (SRS 2016).

      Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan cakupan indikator kesehatan ibu yang direfleksikan dari indikator empat kali kunjungan ANC (K4) dan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Proporsi pemeriksaan kehamilan K4 telah menunjukkan kenaikan dari 70% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 74,1% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan juga naik dari 66,7% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 79,3% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018).

     Jumlah kematian Ibu Tahun 2022 Di Kabupaten Paser sebanyak 5 (Lima) orang dan kematian bayi 67 orang dengan penyebab terbanyak adalah BBLR (22 orang) dan aspiksia (11 orang), Penumonia ( 7 orang), diare (8 orang) dan Lain-lain (11 orang). Peningkatan capaian pelayanan kesehatan ibu yang tidak disertai dengan perbaikan angka kematian ibu, mengindikasikan belum optimalnya kualitas pelayanan maternal. Fenomena tiga terlambat masih terjadi, yakni terlambat pengambilan keputusan untuk dirujuk ke fasyankes yang tepat, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan terlambat ditangani dengan tepat.

       Oleh karena itu maka untuk mendeteksi dini masalah kehamilan, persalinan, nifas serta deteksi dini kelainan janin maka disetiap puskesmas di kabupaten paser telah memiliki alat USG. Penggunaan USG obstetri dasar terbatas bagi dokter puskesmas meliputi  Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali selama masa kehamilan meliputi:

A. 1 (satu) kali pada trimester pertama;

B. 2 (dua) kali pada trimester kedua; dan

C. 3 (tiga) kali pada trimester ketiga

      Pelayanan Kesehatan Masa Hamil  dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dan paling sedikit 2 (dua) orang terdiri dari dokter dengan bidan, Bidan dengan bidan atau Bidan dengan perawat.

       Adapun kegiatan oreiantasi USG untuk Dokter Umum di puskesmas di laksanakan dari tanggal 22 - 24 Mei 2023 di RSUD Panglima Sebaya yang di buka langsung oleh Kepada Dinas Kesehatan dr. I Dewa Made Sudarsana, M.AP. kegiataan ini di ikuti oleh 13 dokter puskesmas dengan narasumber orientasi terdiri dari Dokter Spesialis Obgyin dari RSUD Panglima Sebaya Tana Paser. di harapkan dengan adanya orientasi ini Dokter Umum di puskesmas bisa menggunakan USG untuk skrining ibu hamil  pada trimester 1 (untuk skrining Kesehatan ibu hamil) . Serta pemeriksaan Dokter 1x pada trimester 3 (untuk skrining persalinan termasuk USG) Tahun 2023.

 

created by BR

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment