Literasi Pangan Lokal Dalam Mencegah Stunting

Literasi Pangan Lokal  Dalam Mencegah Stunting

Stunting merefleksikan gangguan pertumbuhan sebagai dampak dari rendahnya status gizi dan kesehatan pada periode pre- dan post-natal. UNICEF  framework menjelaskan tentang faktor penyebab  terjadinya malnutrisi. Dua penyebab langsung stunting adalah faktor penyakit dan asupan zat gizi. Kedua faktor ini berhubungan dengan faktor pola asuh, akses terhadap makanan, akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi lingkungan. Namun, penyebab dasar dari semua ini adalah terdapat pada level individu dan rumah tangga tersebut, seperti tinggkat pendidikan, pendapatan rumahtangga.  

Intervensi gizi spesifik dengan sasaran Ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan merupakan bagian dari kerangka intervensi stunting yang telah dilakukan oleh pemerintah. Intervensi ini meliputi kegiatan untuk mendorong penerusan pemberian ASI hingga anak/bayi berusia 23 bulan. Kemudian, setelah bayi berusia diatas 6 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI. Penggunaan makanan local merupakan hal yang dapat dilakukan untuk weaning infant dikarenakan tidak memiliki efek samping, murah, mudah dikembangkan dan tinggi zat gizi

Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama, sehingga pencegahan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan gizi anak. Upaya peningkatan asupan gizi anak dapat dilakukan dengan memanfaatkan hasil pangan lokal. Terdapat beberapa hasil pangan lokal Desa yang memiliki kandungan gizi tinggi, sehingga bisa dimanfaatkan dalam meningkatan gizi anak

Optimalisasi pemanfaatan pangan lokal atau pangan yang ada di sekitar masyarakat merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi terbatasnya akses pangan keluarga. Dengan adanya upaya pemanfaatan pangan lokal, masyarakat desa khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah dapat meminimalisir alokasi pendapatan keluarga untuk   membeli pangan. Pangan lokal yang ditanam di pekarangan atau taman rumah mampu mengatasi kerawanan pangan dan kekurangan gizi serta memberikan, hal ini di sampaikan oleh Rusmalayana, SKM ( Subkor KIA dan Gizi) saat menjadi narasumber pada acara Optimalisasi Kampung KB di Aula Pertemuan Kecamatan Paser Balengkong.

Intervensi gizi spesifik dengan sasaran Ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan merupakan bagian dari kerangka intervensi stunting yang telah dilakukan oleh pemerintah. Intervensi ini meliputi kegiatan untuk mendorong penerusan pemberian ASI hingga anak/bayi berusia 23 bulan. Kemudian, setelah bayi berusia diatas 6 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI. Penggunaan makanan lokal merupakan hal yang dapat dilakukan untuk weaning infant dikarenakan tidak memiliki efek samping, murah, mudah dikembangkan dan tinggi zat gizi.

Related Posts

Comments (0)

There are no comments yet

Leave a Comment